Satu Dunia: Maya dan Realita

Konsepsi Jiwa
Desain Karakter
#Satu Dunia: Maya dan Realita






Satu Dunia: Maya dan realita

“Postingan di media sosial adalah kepingan kepribadian” (Niki W S)



Di era modern ini, perkembangan teknologi komunikasi sangat pesat. Kebutuhan manusia untuk berkomunikasi semakin meningkat, baik secara lisan maupun tulisan. Kehadiran media sosial (seperti facebook, twitter, blog, wechat, line, kakaotalk dan sejenisnya) telah memudahkan individu untuk terus terhubung atau berkomunikasi dengan individu lainnya. Ada yang menarik dengan fenomena tersebut, khususnya media sosial yang memberi fasilitas kepada seseorang untuk mengupdate status-nya, seseorang bisa berbagi tentang kejadian, keadaan dirinya, dan peristiwa-peristiwa lainnya, baik yang hal-hal yang penting maupun sama sekali tidak ada manfaatnya.

Jika ditelusuri, hal tersebut sangat menarik untuk kita diskusikan apalagi jika diteliti secara ilmiah. Ketika ilmuwan psikologi sedang bersusah payahnya membuat alat ukur psikologi, misalnya untuk mengukur kecenderungan sikap dan perilaku, agar alat ukur tersebut memberi hasil yang sesuai diharapkan sangat banyak hal-hal perlu dikontrol atau diperhatikan, seperti redaksi tulisan pernyataan yang tidak ambigu, bebas dari bias dan banyak lagi, yang pastinya dibutuhkan pengetahuan dan pengalaman yang mapan untuk menghasilkan alat ukur sikap dan kepribadian. Lain halnya dengan status-status yang di update kemudian dibagikan kepada khalayak ramai, banyak memberi informasi yang orisinil tentang dirinya, pernyataan-pernyataan tentang keadaan dirinnya yang di share lewat media sosial tersebut terkadang banyak yang merupakan pernyataan tanpa pertanyaan, artinya seseorang tersebut memang benar-benar menyadari bahwa dirinya sedang merasakan keadaan tersebut dan dibagikan kepada orang lain. Sehingga secara sederhana kita mampu memperoleh berbagai informasi mengenai seseorang hanya lewat media sosial, mulai dari kegemaran, ketertarikan, kecenderungan sikap, pola pikir dan pola interaksi sosial. Meskipun demikian, perilaku di dunia nyata tidak dapat kita abaikan, jadi untuk mendapat informasi yang lebih komplek kita mesti menggabungkan antara perilaku dunia nyata dengan perilaku dunia maya, apakah mendapatkan kecocokan ataupun saling bertolak belakang, sehingga kita mampu mendapatkan sedikit gambaran mengenai seseorang.

Meskipun demikian bukannlah hal yang sederhana untuk memahami perilaku manusia, keanekaragaman sifat dan kepribadian yang tak selalu tercermin dalam perilaku yang dapat diamati, sering menjadi kekeliruan dan bias dalam proses penilain atau memutuskan kepribadian seseorang.

Saran untuk pengguna media sosial:
1. Update lah status yang bermanfaat: nilai manfaat setiap orang akan berbeda-beda, orang yang menyukai olahraga akan merasa bermanfaat ketika ia membicarakan dunia olahraga, seseorang yang menyukai tentang kajian agama akan merasakan manfaat ketika ia membicarakan tentang persoalan agama, enterpreneur akan merasakan manfaat ketika ia menjadikan media sosial sebagai sarana pemasaran atau promosi produk usahanya. jadi, gunakan media sosial untuk hal-hal yang bermanfaat.

2. Update lah status yang berkualitas: tidak ada salahnya kita membagikan keadaan tentang diri kita, karena memang media sosial adalah untuk berkomunikasi, tetapi sayangnya pengguna media sosial banyak yang kurang menyadari bahwa ketika ia sering update status tentangnya dirinya, maka akan semakin tampak kekurangan dan sifat-sifat negatifnya, misalnya update status tentang kemarahan seseorang yang disampaikan dengan kurang cerdas, atau kritikan dengan mengabaikan kesopanan.status seperti ini, terkadang singkat tetapi menimbulkan pertanyaan yang besar, kepada siapakah menyesal, marah, gusar? Dan terkadang status tersebut tidak mewakili dari sifat yang kita kenal (jika pengguna adalah teman dekat), contoh statusnya:
“jika dia yang susah kita selalu ada, tetapi pas aku yang susah dia menghilang”
“ah dasar nyebelin”
Status seperti diatas sebenarya tidak perlu dibagikan kepada khalayak ramai, perasaan jengkel seperti diatas cukup disimpan di dalam hati, dan jika perlu silahkan di komunikasikan secara langsung kepada orangnya akan lebih cerdas dibandingkan berbicara di belakang orang tersebut.
 Dr. Roby Muhammad (Dosen UI) menyatakan bahwa komunikasi di dunia maya akan memberi memberi efek nyata. Sehingga perlu dipahami ketika berkomunikasi di dunia maya, maka berdampak dan memiliki kosekeunsi masing-masing di dunia nyata, jangan pernah menganggap bahwa efek komunikasi di dunia maya hanya semu atau tidak memiliki dampak apa-apa di dunia nyata, tetapi akan memiliki dampak nyata pada kehidupan sehari-hari.maka tak heranjika ada pengguna media sosial yang terjerat UU ITE karena melanggar etika di dunia maya.
Jika di analogikan ketika seseorang sedang meng-update status di media sosial adalah seperti seseorang yang berdiri di atas tempat yang lebih tinggi dibandingkan orang lainnya, kemudian ia berteriak tentang sesuatu sehingga semua atau sebagian orang memperhatikan apa yang ia disampaikan, setiap orang yang memperhatikan akan memberi respon, ada yang berkomentar secara langsung (berkomentar di media sosial), dan ada juga yang berkomentar tidak langsung. Perlu di ingat ketika seseorang meng-update status di media sosial maka bisa jadi orang lain yang mungkin tidak kita sadari akan membicarakan tentang kita. Oleh karena itu, update lahstatus tentang diri kita  yang berkualitas, bermuatan positif, optimis, inspiratif, motivasi diri, intropeksi, obsesi positif, kritik sosial, humor dan banyak lagi.

3. Jadikan media sosial untuk melatih kepekaan sosial: kepekaan terhadap permasalahan sosial dapat dilatih melalui penggunanaan media sosial, dengan mengikuti perkembangan informasi terkini kita dapat mengamati perkembangan-perkembangan isu yang ada, sehingga memungkinkan kita untuk memberi opini berupa kritik dan saran solutif. Maka melalui media sosial kita dapat memanfaatkan untuk melatih kemampuan nalar dalam mendiskusikan permasalahan sosial tersebut.

4 komentar:

  1. bener banget tu bang. terkadang kita over control dalam menulis status. rasanya miris melihat banyak orang ber lebai ria di tengah-tengah media sementara sadar atau tidak sadar ia diawasi oleh jutaan orang yang mungkin bisa dijadikan alat untuk kemaksiatan. Miris juga ketika saya melihat status-status yang didalamnya mencurahkan kehidupan pribadi yang notabene tidak pantas untuk dijadikan konsumsi publik. I like Ur article :)

    If U have any time, please visit my blog as well " www.keongsmart.blogspot.com "

    BalasHapus
    Balasan
    1. ok thank, insyaAllah akan saya kunjungi blog anda :)

      Hapus